http://img96.imageshack.us/i/75911286.jpg/

Selasa, 01 Maret 2011

Love of My Life

Bila luka dan kesedihan dirangkai menjadi sebuah kata,
Rasanya air mata akan tumpah..
Ada kalanya aku begitu gusar karenamu
Tapi kau selalu menyembuhkan kegusaran itu,
Ingin kudekap..
Selamanya,,
Bunda…
     Sebuah kata yang tak sempat kuucapkan untuk sangBunda tercinta, saat Beliau tengah menghembuskan nafas terakhirnya. Hati yang saat itu tengah berkembang, seakan dihancurkan menjadi sebuah kepingan-kepingan kecil yang tidak berdaya. Akankah ada seseorang yang akan menyembuhkan luka ini?

     Namaku Keysha Juliani Sutomo.  Aku mempunyai segudang kenangan pahit didalam lubuk hatiku yang paling dalam. Kerapuhan hati yang semakin mendalam. Perihnya hati ketika sakit hati semakin menjadi-jadi. Kemalangan demi kemalangan terus berulang-ulang.
     Kemalangan dalam hidupku tidak pernah bisa berhenti. Ingin kuhapus semua memori itu, tapi ku tak bisa. Aku hanya bisa mengarungi itu semua. Tapi aku tidak bisa bertahan. Hatiku telah rapuh, jiwaku telah hancur. Aku hanya bisa menharapkan sebuah keajaiban sekarang. Tuhan maha mendengar dan maha pengasih lagi penyayang. Dengarkanlah jeritan hatiku, dan berilah aku sebuah keajaiban,
* * *


BAYANGAN
     Hari ini adalah hari dimana satu kenangan pahit terjadi. Hari dimana seseorang yang ada dihatiku, seseorang yang telah menjadi separuh jiwaku, meninggalkanku terlebih dahulu..
     Bunda, ya.. Bunda... Bunda yang dulu sering memberiku senyuman hangat disaat pagi hari, Bunda yang dulu sering membelai wajahku, Bunda yang dulu sering menemaniku jika kusedang kesepian, Bunda yang dulu selalu menghiburku dikala ku sedih, dan lain sebagainya.
     Bunda yang kucintai, yang kusayangi, meninggalkanku sendiri di sini. Tanpa seorangpun yang menemani. Aku ingin menyusulmu, tapi kutakbisa. 
     Hari ini, aku tiba di pemakaman. Untuk berziarah ke makam Bunda. Setelah kusampai di pemakaman, akupun duduk disamping makam Bunda, bersiap untuk memberikan doaku padanya. 
     Kututup mataku, kurasakan angin menerpa bulu halus diwajahku. Kuresapi aroma rerumputan hijau pemakaman yang menghampar luas di depanku. Aku mulai membaca satu demi satu kalimat doaku. Aku khayati dengan sungguh-sungguh. Kuberdoa, semoga Bunda dijauhkan dari api neraka. Dan ditempatkan di sisi-Nya.
     Selesai ku berdoa, memori pahit itu terngiang lagi di kepalaku. Memori dimana aku melihat Bunda terbungkus kain putih yang bersih tanpa noda hitam sedikitpun. Bunda yang parasnya bagaikan bidadari, pada saat itu wajahnya yang indah tampak putih pucat sekali. bibirnya yang dulu merah pekat, pada saat itu berwarna kebiruan, tubuhnya yang dulu lemah gemulai bagaikan seorang penari, pada saat itu kaku bagaikan sebuah robot. Tapi, satu hal yang membuatku merasa tidak kehilangan dirinya saat itu ialah senyumannya. Beliau masih tersenyum dengan indahnya, masih terkembang senyumnya yang indah. Hari yang membuatku sangat terpuruk saat itu! Tidak! Aku tidak mau mengingatnya lagi.
     Kurasakan air mataku yang terjatuh dari kelopak mataku, tidak bisa terbendung lagi. Air mata yang mengalir menyusuri kulit pipiku, menyusuri pipiku hingga ke dagu, dan lalu terjatuh dan memberikan sebuah tetesan embun yang tersisa di rerumputan pemakaman. 
     Kini akupun menangis tersedu-sedu, mengingat memori itu kembali. Ingin rasanya kubakar kepalaku, agar kutak bisa mengingat semuanya.. Aku tidak mau mengingat Bunda sepeti itu.. Tidak mau lagi... Tuhan,, tolonglah aku.. Hapuslah kenangan pahit ini.. 
BERSAMBUNG #

2 komentar: